Tuesday, November 01, 2011

Refleksi Sumpah Pemuda (1)

Refleksi Sumpah Pemuda

Tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, berkumandanglah "Sumpah Pemuda" yang intinya para pemuda bersumpah menjadi bagian dari bangsa Indonesia, bersatu dalam satu tanah air Indonesia dan mempunyai satu harta yaitu bahasa Indonesia. Menurutku, apa yang mereka lakukan saat itu adalah tindakan paling "nekad" yang menunjukkan bahwa "kita punya negara".

Jika kita melihat lagi dalam sejarah, kebanyakan pemuda adalah kaum penggerak yang bertindak nyata dan tegas memilih yang benar. Sebelum sumpah pemuda pun, pada tahun 1908, organisasi pertama kali adalah Budi Utomo, yang penggeraknya adalah mahasiswa sekolah kedokteran, yang tentu saja -pemuda-. Yang berinisiatif untuk memerdekakan Indonesia pun adalah kaum pemuda. Mereka mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera menyerukan "Proklamasi" saat Jepang dan Amerika sedang berperang. Pemuda juga lah yang berdemo besar-besaran pada tahun 1998 menuntut adanya era revolusi, sekalipun bertaruh dengan nyawa. Kalau kita uraikan satu persatu, sangat banyak peran pemuda Indonesia untuk memajukan negeri kita ini.

Sekarang keadaan sudah berubah. Bersyukurlah kita tidak dalam keadaan kekurangan sedikit apapun. Tidak ada perang, dan kita bisa bersekolah ataupun bekerja dengan tenang. Jika kalian membatin tidak semua anak berkecukupan, ya itu benar. Namun ada satu hal yang paling penting dan ini bukanlah tentang cukupnya harta atau kekayaan. Itu adalah S-E-M-A-N-G-A-T.

Saya yang juga pemuda Indonesia sering sekali dilanda penyakit yang merupakan penghambat untuk semangat, dan saya yakin para pemuda Indonesia lainnya pasti pernah mengalami hal ini. Sehingga kita lebih sering berkeluh kesah tentang banyaknya tugas, capek, dikejar deadline atau apa lah, dan akhirnya menunda-nunda kewajiban itu. Penyakit ini juga yang menyebabkan kita tidak bisa optimal dalam mengerjakan sesuatu. Sudah berkeluh kesah, capek, namun setelah dikerjakan, hasilnya tidak memuaskan. Sungguh perbuatan yang sia-sia, bukan?

Sekali lagi, SEMANGAT. Satu kata kunci itulah yang menyebabkan hati kita tentram, dan akhirnya kita akan mengerjakannya dengan perasaan bahagia. Kemudian, perasaan semangat dan bahagia inilah yang dipancarkan oleh para pemimpin pemuda kita pada jaman dahulu untuk mengumpulkan para pemuda lain dan tetap bersemangat dan berbahagia melakukan kebenaran.

Kesimpulannya, jadikanlah dirimu penyemangat bagi dirimu sendiri, berjiwa bebas yang tidak dikekang oleh orang lain, bebas berpendapat dan selalu berbahagialah dalam meraih impianmu.

Sekian

(berlanjut di Kejujuran)

No comments: