Saturday, August 04, 2012

Informatika Itu Karakter


Ada banyak pertanyaan timbul ketika aku menulis artikel ini, tentang pandangan orang awam terhadap ilmu informatika, masa depan informatika dan pertanyaan mengapa laki-laki menjadi mayoritas di ilmu informatika. Namun aku akan menjelaskan di artikel ini untuk dua pertanyaan pertama.
Seringkali di negeri ku ini di Indonesia, orang menganggap lulusan informatika hanya jadi ‘tukang bongkar rakit’ komputer, ‘penyebar’ virus komputer, ‘pembobol privasi data’, dan lain-lainnya yang bisa disebut juga sebagai ‘hacker’. Padahal kita bisa bekerja JAUH LEBIH BAIK DARI ITU.
Dalam pengalaman pribadi, aku merasa agak ‘terlambat’ mendalami ilmu informatika ini di perkuliahan, dan bisa dibilang background ku di informatika sejak kecil tidak begitu kuat. Aku tidak menyentuh bahasa pemrograman apapun. Yang aku maksud bahasa pemrograman disini adalah bahasa yang melatih kita untuk berpikir seperti komputer, think how the memory works,  yang mungkin pernah kalian dengar seperti C, Java, C++, Pascal, F#, Ruby, dll.
Sejak aku SMP, aku mulai tertarik dengan informatika, meski belum mendalami secara teknik. Jujur ya, saat itu alasanku klise banget, nilaiku selalu diatas rata-rata di setiap mata pelajaran komputer. Tetapi saat itu orang tuaku kurang begitu setuju, karena mereka menganggap informatika itu bukan ilmu murni, melainkan ilmu pendukung yang semua orang bisa mempelajarinya dan tidak begitu perlu didalami sampai kuliah.
Sejak saat itu, aku lebih tertantang dan makin penasaran, sebenarnya apa sih informatika itu. Aku melihat pasti ada alasan tertentu kenapa informatika menjadi suatu ilmu tersendiri di perkuliahan.
Saat aku SMA, banyak sekali temanku yang selalu jadi rujukan teman yang lain kalau mereka lagi ada masalah sama PC atau laptopnya, alias mereka jago banget masalah hardware, software, troubleshooting, OS. Aku banyak belajar dari mereka. Tetapi sebenarnya saat itu aku kurang puas, meski aku tak yakin apa yang kucari. Karena aku berpikir bahwa semua orang pasti bisa menjadi seperti temanku itu, hanya masalah pengalaman.
Suatu hari, aku membaca majalah IT, dan disitu dituliskan, “10 Things To Work For the Future”, 10 hal dalam IT dimana para ilmuwan still work on it, yang saat itu juga aku bisa bilang “nah ini yang kucari”. Sambil membaca artikel tersebut, ada harapan kecil dalam hati untuk mewujudkan salah satunya.
Ilmu ini masih terbilang muda,  dan butuh berpuluh-puluh tahun untuk bisa berkembang. Ilmu informatika ada banyak cabangnya, yang awalnya adalah penemuan logika dari matematis, filosofis, dan lain lain, yang kemudian para ahli computer science memodelkan logika-logika tersebut sehingga menjadi terobosan baru untuk dunia informatika. Salah satu contohnya adalah ilmu pemrograman.
Dimulai dari tahun 1847 tentang ditemukannya pernyataan Boolean yang ada dua pilihan, benar/salah, 20 tahun kemudian baru  dimodelkan Pollens dan quantification tentang pernyataan Boolean ini, dan baru 55 tahun kemudian, Gentzen menguraikan dan menyempurnakan dengan pembuktian berdasarkan logical reasoning, dinamakan natural deduction, lambda calculus, sampai pada Curry-Howard isomorphism pada tahun 1980, dan ini masih diharapkan bisa berkembang lebih jauh lagi di masa depan seiring dengan pertanyaan-pertanyaan besar yang sering timbul di kepala kita seperti, bagaimana cara kita berkomunikasi dengan alien? Bagaimana cara mengenkripsi kode bahasa alien itu, misalnya. (dikutip dari Lecture Notes 20 oleh Philip Wadler, University of Edinburgh, 2011)
Inilah yang menurutku alasan mengapa informatika itu berbeda dengan ilmu lainnya. Think how the memory works, ini cukup mencengangkan bagiku. Think how the memory works, is not as easy as I thought, tidak semudah membalikkan tangan, tidak cukup hanya dengan pengalaman, tetapi juga butuh jam terbang, inovasi, kesabaran tentunya, dan sedikit imajinasi. Ya, imajinasi, seperti dalam seni. Namun ketika seorang ilmuwan informatika berimajinasi, ia juga harus mempertimbangkan resikonya yaitu waktu dan uang.
Mungkin informatika bukanlah ilmu murni seperti matematika, ilmu hukum, atau filosofi, tetapi jika anda melihat perkembangan sekarang, misal auto-pilot technology dan robot di bidang engineering dan elektro, tidak akan berhasil kalau tidak ada cabang ilmu informatika, Artificial Intelligence. Robot sendiri pun ada berbagai macam tipenya, tergantung tujuan dibuatnya. Selain itu, ketika robot merepresentasikan bahasanya, dibutuhkan ilmu logika untuk memudahkan proses penerjemahannya, dan ini dibentuk dalam satu cabang informatika bernama, Natural Language Processing. Bisa dikatakan bahwa, penemuan dalam bidang teknologi akhir-akhir ini tak akan bisa berkembang pesat tanpa informatika.
Dengan kata lain, informatika adalah ilmu ‘katalis’. Sehingga sepertinya dalam masa yang akan datang informatika masih akan terus berkembang dan akan lebih banyak dibutuhkan peranannya. Dengan kemudian berpikir tentang enkripsi bahasa alien, membaca kode dari alam semesta, mengembangkan 'i-Robot' atau mengefisiensikan mesin waktu, meski itu masih dalam proses panjang namun tidak menutup kemungkinan untuk dapat tercapai.
 3-Agustus-2012

1 comment:

blog bermakna said...

Hey, my old sister! Your blog is make me to motivated. I bless your way always get rahmat from Allah swt, amin. And don't forget to prayed for get PTN or if I can ( I hope can be) get university from other country. Hehehe

Sincerely

Adam and Pramono Family