Ada
banyak pertanyaan timbul ketika aku menulis artikel ini, tentang pandangan
orang awam terhadap ilmu informatika, masa depan informatika dan pertanyaan
mengapa laki-laki menjadi mayoritas di ilmu informatika. Namun aku akan
menjelaskan di artikel ini untuk dua pertanyaan pertama.
Seringkali
di negeri ku ini di Indonesia, orang menganggap lulusan informatika hanya jadi
‘tukang bongkar rakit’ komputer, ‘penyebar’ virus komputer, ‘pembobol privasi data’,
dan lain-lainnya yang bisa disebut juga sebagai ‘hacker’. Padahal kita bisa
bekerja JAUH LEBIH BAIK DARI ITU.
Dalam
pengalaman pribadi, aku merasa agak ‘terlambat’ mendalami ilmu informatika ini
di perkuliahan, dan bisa dibilang background
ku di informatika sejak kecil tidak begitu kuat. Aku tidak menyentuh bahasa
pemrograman apapun. Yang aku maksud bahasa pemrograman disini adalah bahasa
yang melatih kita untuk berpikir seperti komputer, think how the memory works, yang mungkin pernah kalian dengar seperti C, Java, C++, Pascal,
F#, Ruby, dll.
Sejak
aku SMP, aku mulai tertarik dengan informatika, meski belum mendalami secara
teknik. Jujur ya, saat itu alasanku klise
banget, nilaiku selalu diatas rata-rata di setiap mata pelajaran komputer. Tetapi
saat itu orang tuaku kurang begitu setuju, karena mereka menganggap informatika
itu bukan ilmu murni, melainkan ilmu pendukung yang semua orang bisa
mempelajarinya dan tidak begitu perlu didalami sampai kuliah.
Sejak
saat itu, aku lebih tertantang dan makin penasaran, sebenarnya apa sih
informatika itu. Aku melihat pasti ada alasan tertentu kenapa informatika
menjadi suatu ilmu tersendiri di perkuliahan.
Saat
aku SMA, banyak sekali temanku yang selalu jadi rujukan teman yang lain kalau
mereka lagi ada masalah sama PC atau laptopnya, alias mereka jago banget
masalah hardware, software, troubleshooting, OS. Aku banyak belajar dari
mereka. Tetapi sebenarnya saat itu aku kurang puas, meski aku tak yakin apa
yang kucari. Karena aku berpikir bahwa semua orang pasti bisa menjadi seperti
temanku itu, hanya masalah pengalaman.
Suatu hari, aku membaca majalah IT, dan disitu dituliskan, “10 Things
To Work For the Future”, 10 hal dalam IT dimana para ilmuwan still work on it, yang saat itu juga aku
bisa bilang “nah ini yang kucari”. Sambil membaca artikel tersebut, ada harapan
kecil dalam hati untuk mewujudkan salah satunya.
Ilmu
ini masih terbilang muda, dan
butuh berpuluh-puluh tahun untuk bisa berkembang. Ilmu informatika ada banyak
cabangnya, yang awalnya adalah penemuan logika dari matematis, filosofis, dan
lain lain, yang kemudian para ahli computer
science memodelkan logika-logika tersebut sehingga menjadi terobosan baru
untuk dunia informatika. Salah satu contohnya adalah ilmu pemrograman.
Dimulai
dari tahun 1847 tentang ditemukannya pernyataan Boolean yang ada dua pilihan,
benar/salah, 20 tahun kemudian baru dimodelkan Pollens dan quantification
tentang pernyataan Boolean ini, dan baru 55 tahun kemudian, Gentzen menguraikan
dan menyempurnakan dengan pembuktian berdasarkan logical reasoning, dinamakan
natural deduction, lambda calculus, sampai pada Curry-Howard isomorphism pada tahun 1980, dan ini masih
diharapkan bisa berkembang lebih jauh lagi di masa depan seiring dengan
pertanyaan-pertanyaan besar yang sering timbul di kepala kita seperti,
bagaimana cara kita berkomunikasi dengan alien? Bagaimana cara mengenkripsi kode bahasa alien itu, misalnya.
(dikutip dari Lecture Notes 20 oleh Philip Wadler, University of Edinburgh,
2011)
Inilah
yang menurutku alasan mengapa informatika itu berbeda dengan ilmu lainnya. Think how the memory works, ini cukup
mencengangkan bagiku. Think how the
memory works, is not as easy as I thought, tidak semudah membalikkan
tangan, tidak cukup hanya dengan pengalaman, tetapi juga butuh jam terbang,
inovasi, kesabaran tentunya, dan sedikit imajinasi. Ya, imajinasi, seperti
dalam seni. Namun ketika seorang ilmuwan informatika berimajinasi, ia juga harus
mempertimbangkan resikonya yaitu waktu dan uang.
Mungkin
informatika bukanlah ilmu murni seperti matematika, ilmu hukum, atau filosofi,
tetapi jika anda melihat perkembangan sekarang, misal auto-pilot technology dan
robot di bidang engineering dan elektro, tidak akan berhasil kalau tidak ada
cabang ilmu informatika, Artificial Intelligence. Robot sendiri pun ada
berbagai macam tipenya, tergantung tujuan dibuatnya. Selain itu, ketika robot
merepresentasikan bahasanya, dibutuhkan ilmu logika untuk memudahkan proses
penerjemahannya, dan ini dibentuk dalam satu cabang informatika bernama,
Natural Language Processing. Bisa dikatakan bahwa, penemuan dalam bidang
teknologi akhir-akhir ini tak akan bisa berkembang pesat tanpa informatika.
Dengan
kata lain, informatika adalah ilmu ‘katalis’. Sehingga sepertinya dalam masa
yang akan datang informatika masih akan terus berkembang dan akan lebih banyak
dibutuhkan peranannya. Dengan kemudian berpikir tentang enkripsi bahasa alien, membaca
kode dari alam semesta, mengembangkan 'i-Robot' atau mengefisiensikan mesin waktu, meski itu masih dalam
proses panjang namun tidak menutup kemungkinan untuk dapat tercapai.
3-Agustus-2012
1 comment:
Hey, my old sister! Your blog is make me to motivated. I bless your way always get rahmat from Allah swt, amin. And don't forget to prayed for get PTN or if I can ( I hope can be) get university from other country. Hehehe
Sincerely
Adam and Pramono Family
Post a Comment